Garut - Sebagai salah satu daerah dengan potensi ekonomi yang luar biasa, Garut bisa berperan meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Terlebih daerah di bawah administrasi Provinsi Jawa Barat itu merupakan salah satu basis dari pesantren yang punya peran strategis untuk berkontribusi demi kemajuan negeri.
"Potensi ekonomi Garut yang bisa menjadi sumber devisa seperti jaket dan tas kulit yang berkualitas ekspor, minyak akar wangi dan pariwisata," ujar Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Soetrisno Bachir, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/5/2019).
Ia mengatakan hal tersebut saat mengisi dialog 'Strategi Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Pesantren' di Ponpes Zawiyah Tarekat Tijaniyah, Garut, Jawa Barat. Di Ponpes yang diasuh DR. KH. Ikyan Badruzzaman ini, Soetrisno menyinggung tentang pelaksanaan konsep One Pesantren One Product (OPOP) yang dapat menciptakan nilai tambah untuk produk lokal.
Soetrisno mengungkapkan sudah saatnya santri dibekali jiwa kewirausahaan dan pendampingan keterampilan agar bisa menjadi pengusaha tangguh yang mampu menciptakan produk unggulan bernilai ekspor. Terlebih pemerintah punya agenda besar di sektor perdagangan untuk mengatasi defisit transaksi pedagangan.
"Salah satu kuncinya adalah meningkatkan daya saing," kata Soetrisno
Soetrisno optimistis Indonesia akan maju jika ditopang ekonomi yang tangguh dan punya daya saing ekonomi global. Dengan demikian, neraca perdagangan akan surplus, nilai tukar rupiah stabil, dan makro ekonomi tetap tumbuh secara berkelanjutan. Pesantren berpotensi punya andil untuk itu.
Dengan jumlah pesantren yang mencapai sekitar 22 ribu dan santrinya sekitar 4 juta orang menjadi modal penting untuk mewujudkan daya saing industri dan ekonomi nasional yang tangguh. Oleh karena itu, pesantren menjadi penting dalam mendorong kemajuan ekonomi nasional.
Terlebih dalam hal mencetak santri dengan keterampilan yang berkualitas, tenaga profesional yang berkarakter, berakhlak baik, dan punya kompetensi.
"Juga mampu menjadikan Garut sebagai pusat keunggulan ekonomi lokal yang mampu mengolah komoditas potensial di sekitar pesantren agar mempunyai nilai tambah," pungkasnya. (idr/hns)